CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak58 Seusai demikian lama saya tekuni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak keasyikan duniawi yang saya raih, pada akhirnya ada rasa risauku. Hati risauku muncul bila terlebih Duta ada dari Jakarta lagi saya tidak dapat melayaninya di dipan sebab kodratku sebagai wanita yang wajib terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.


Tengah Mas Pujo lantaran setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan pahami situasiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang pada Duta memberikan kepuasan dianya sendiri"mencabuli" diriku kalau Duta ingin pergi lumayan lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo akan dinas luar. Ada kemauanku buat mengusahakan alternatif peranku menjadi isteri untuk mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu hadir. Hasrat itu demikian besarnya menghimpit jiwaku sebab didorong rasa sayangku pada ke-2 nya. WAJIB 4D


Sesudah mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan untuk merealisasikan hasratku itu pada akhirnya ada. Secara ketepatan saya sedang ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan selaku isteri bos saya lumayan mengontrol jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun entahlah seusai hadirnya Duta saya semakin lebih PD serta dekat dengan mereka. Satu diantaranya ibu yang turut arisan teratur itu yakni isteri seorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita generasi Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado pada biasanya namun justru dekati mulato tetapi kelihatan bersih dan kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping kendati telah miliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terlebih sisi bawah pusar tak seperti wanita yang telah miliki anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini makin segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh nada ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walaupun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar kalaupun dikantor ini Mbak terhitung orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) kendati sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu  sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika sebatas ML terus usai ya biasa jeng namun ada langkahnya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya terkadang 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan apa jeng Meta selalu bisa capai pucuk?"


"Itu dia Mbak persoalannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang gelisah dan rata-rata hanya dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak kagum serta tampak rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu kalaupun dikerjakan secara benar serta suka hati dapat membikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimal" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" sindirannya.


"Sebab itu saya omong, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belum pasti dapat.. Bahkan juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Juga bila jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belum pasti ingin" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan usainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengen komunikasi kujawab ya sewaktu-waktu. Bahkan juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu seterusnya waktu itu jam 19.00 malam, Duta baru hadir dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya dan Duta hampir sudah telanjang karena itu Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya ingin Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali omongan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang menjalankannya berdua. Meta ingin tahu waktu saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab kalau saya cuma dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua sedang gak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami cuman berdua kok, tidak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri perbincangan.


Kemudian kami tutup perbincangan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bakal terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tanpa ada dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian lumayan ketat hingga dadanya yang membusung terlihat buram tetapi saya percaya lelaki mana saja dapat ingin tahu mau ketahui didalamnya, terlebih dengan kancing depan dan belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh soal dipan, Mas Pujo bisa lihat ekspresi wajah Meta yang bosan tahu kalaupun dia memulai kepancing birahinya. Lantaran pembicaraan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak mengucapkannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META CANTIK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya namun matanya terlihat sayu.


"Tak boleh dahulu ucapnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya lihat fragmen kami, walaupun begitu saya melakukan secara lembut dan berhati-hati sekali.


"Begini kami mengerjakannya jeng," kataku memperjelas seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergeser.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi lekas merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas hanya bakal menunjukkan metode pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dilaksanakan di sofa area tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama-sama hirup (masalah bersilat lidah memang Mas Pujo begitu cakap). Selesai nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menaikkan laganya dari meraba sisi luar selalu melepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang kuat serta menentang, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo jadi memberikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya terus bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka keadaan nampak redup serta tambah romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bersangga pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah kelihatan menunjuk lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta dan menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang sebab barangkali memandang Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun mengarah pusar selalu menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code di Duta, ketika itu Mas Pujo udah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku hingga saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang cantik dan merekah merah maka dari itu mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kesenangan yang diperolehnya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada penggantian status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tidak ingin.. tak mau" sekalian meronta tetapi sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, tengah Duta langsung menggembok kaki Meta jadi Meta cuma dapat mendesis serta ingin berontak tetapi lantaran gempuran rasa nikmat yang fantastis dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang tanda orgasme hingga sampai.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Selesai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sembari pengin berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia gak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya ingin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sekalian kukedipi Mas Pujo untuk bersiap mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah lagi Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya serta semakin keras kocokannya, tandanya ingin menggapai orgasme karena itu segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberinya peluang di Meta untuk mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan seluruhnya sekalian mendelik membatasi nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama-sama pecut pada akhirnya mulai ada pertanda Mas Pujo dan Meta akan capai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang buat ambil napas sembari terkadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyudahi kocokannya serta mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian masih berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa tetapi lantas dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah alami multiorgasme yang sekian lama ini cuman impian saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Sehabis mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta tukasnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sampai kini lantaran sebetulnya sampai kini mereka telah terasa cukup hanya dengan servisku. Namun kemunculan Meta bikin mereka makin berbahagia. Dan waktu 3 hari mereka berdua terus bisa memberi kepuasan Meta sampai waktu hari diakhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Sebagai isteri saya terus resah menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tapi kemunculan Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga waktu ini nyaris setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa Jhony melaksanakan ini. Meta jadi rajin memiara dianya dan dia tambah berbinar dia benar-benar mencintai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku untuk ML tetapi minta maaf saya tidak bisa sebab saya cuma dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sesungguhnya gak mereka perlukan  tetapi lantaran sudah telanjur karena itu kami sependapat menyambung entahlah hingga kapan yang pasti kami sama sama menyayangi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama