NIKMAT BODYKU YANG MONTOK SUPER ENAK DIPERKOSA , Hasrat-Bispak58 Lebih dari tiga tahun saya bekerja jadi pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya serta baik ditambah lagi ia ialah kades serta ditakuti oleh penduduknya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, waktu bekerja di sini saya merasai sedap tak nikmatnya jadi pembantu, dan momen sepanjang tinggal di tempat ini saya pernah disetubuhi.
Malam itu benar-benar panas sekali saya pengen tidur saja sulit lalu saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku dan saya berpindah baju dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang membuat saya kebingungan di waktu itu saya jadi mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia membukukanngiku dan memegangku tiada pakain serta telanjang keseluruhan, meski umurnya yang telah tua namun tubuhnya itu yang kekar seperti orang beberapa fitnes, beliau punyai tubuh yang kekar dan berotot.
Serta yang membuatku geli yakni buah terong yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Pelan-pelan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.
Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian fakta, seperti bukannya dalam mimpi. Juga di saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak serta pelan-pelan terlindung dari tidurku. Tapi begitu terkagetnya saya waktu mengerti apa yang sesungguhnya berlangsung.
Rupanya apa yang saya rasakan barusan tidak cuma mimpi. Di depanku rupanya sungguh-sungguh ada figur Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat hingga ia terjengkang ke belakang.
Lekas saya tutupi badanku yang rupanya hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya menyimpan gairahku padamu! Kembali Pak Aris coba merangkul badanku. Tapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya akan teriak!Silakan teriak! Sia-sia saja kamu teriak. Lantaran akan tidak ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore telah pergi ke Bandung buat berlibur! Bertambah baik kamu patuhi saja impianku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya makin ketakutan di saat Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan dan coba lari mengarah pintu dengan situasi telanjang. Tapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dalam waktu cepat, dia mencekalku dari belakang dan menekankan badanku menuju dinding. Ke-2 tangannya mencekram kuat lenganku ke atas tembok, sementara itu ke-2 kakinya mengancing kakiku maka saya sukar buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tetapi buang waktu, tenaga Pak Aris memang jauh makin kuat ketimbang tenagaku yang cuman seorang wanita. Bertambah kuat saya meronta, lebih kuat cengkraman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis ke Pak Aris. Tapi sia-sia saja. Beliau tidak dengerin perkataanku. Bahkan juga dengan liar Pak Aris menikamiku dengan ciuaman mautnya.
Lama-lama tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya sudah tak dapat lakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan semata-mata pasrah dan mengikuti ketentuan mainnya Pak Aris.Pelan-pelan genggaman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang awalnya kasar mulai melunak serta beralih menjadi halus. Bahkan juga saya akan masuk dalam bermainnya waktu secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas serta gontai. Saya gak kuat kembali menyokong berat tubuhku sendiri, hingga saya mulai terkulai. Akan tetapi dengan bergas, Pak Aris lekas tangkap badanku, mengusungnya lalu menuntunku ke atas dipan.
Sekejap terpikir di muka Pak Aris suatu senyuman kemenangan. Setelah itu secara lembut dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak mampu untuk menampiknya. Bahkan juga ada dorongan kuat dari dalam diriku buat membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Bila ini kan lebih nikmat! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya ikuti bapak dari awal barusan. Apalagi, telah lama pun saya tak memperoleh sentuhan laki laki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya hanya terkejut saja. Dibalik performa bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba memerkosa saya.
Tetapi, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku lantas turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga menyebabkan kesan tertentu yang bertambah membuatku terasanya terbang ke angkasa.
Kecupan serta jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tidak boleh siksa saya sebagai berikut! rengekku.Pak Aris tidak mempedulikan ucapanku.
Malah dia jadi menyibakkan rumput-rumput liar yang menghambat pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar memikat.
Seperti sekuntum mawar merah yang sedang merekah pada pagi hari. Jelas kamu menjaganya secara bagus. Oh, Lis! Saya sukai sekali dengan memiaw yang sesuai ini!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, betul-betul. Namun nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya sudah tak tahan kembali. Saya selalu mengemis pada Pak Aris. Tapi ia terus memainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari gagasan lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sembari menginginkan buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak sulit buatku untuk mendapati buah terong sebesar itu. Secara lembut dan manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris disertai dengan pijatan-pijatan yang membikin beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya memandu kont*lnya ke arah memiawku yang udah basah. Tetapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa sangat nikmat. Tidak pernah saya merasai yang semacam ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya telah gak tahan kembali, cepat masukkan donk!Saya tidak dapat tahan diberlakukan sesuai itu.
Perlahan-lahan saya meningkatkan bokongku ke atas buat menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Lantas saya menghimpit bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Tiduri,Narasi Porno setubuhi,Cerit ngentot Gagahi,Narasi Asusila cabuli,Narasi Hot Tiduri,Gagahi Kenikmatan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil di saat tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Mulanya berasa geret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris betul-betul besar serta panjang jika diperbandingkan dengan punya suamiku.
Akan tetapi seusai buah terong itu terbenam sesaat di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan beralih jadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, nikmat Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan pan..tatmu! Ooohhh!Saya mengikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang sudah dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris terlihat demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menghayati sedotan dari vaginaku. Adakalanya dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan keasyikan.Aku juga pula nikmati sikatan-sodokan oke tangkai k*ntol Pak Aris.
Juga saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan tidak mau stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dari itu dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus terlihat berkilau karena basah oleh keringat.
Saya tidak menduga, rupanya di umurnya yang menggapai 1/2 masa itu, Pak Aris masih punyai stamina yang sempurna. Hingga saya kelabakan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya rasakan ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali membatasi suatu yang menyudutkan keluar dalam rahimku.
Akan tetapi Pak Aris masih tetap mengayunkan kont*lnya masuk keluar serta menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sekejap setelah itu, saya pula rasakan tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan di dalam vaginaku.
Hingga kemudian.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun setelah itu jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak tersengal dan nampak kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh bagus. Udah lama saya tidak merasai nikmat semacam ini. Terima kasih ya Pak! Saya merengkuh badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada sektor Pak Aris sekalian mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga sampai ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya dicabuli itu tak selama-lamanya tak nikmat. Ini kali malah saya berharapnya kembali.