CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA, Hasrat-Bispak58 Mendadak sebuah nada keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu hadir dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh awut-awutan. Perasaanku berkata ada sesuatu hal yang gak kelar ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha membatasi saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat waktu tampil figur asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Jelas ia ini maling yang mau mengambil dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur kelihatan demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai meneror saya dengan pisau dapur itu.


Saya benar-benar lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak untuk mengamankan kebalikannya maling itu terus memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi pekikan itu jelas percuma. Rumah kami yaitu rumah baru di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami ialah Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda yaitu bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan bebas masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tak berteriak-teriak sekalian memberikan ancaman akan memangkas leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya tampak sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari piranti. Pastilah di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan jenis-jenis perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku selanjutnya mulutku sampai saya serius bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Akan tetapi itu cuma tidak lama.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma ngomong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya memikir. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan serta kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok dipan karena shock dan histeris dengan insiden yang lagi berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak dapat apapun cuman sanggup tergeletak serta berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Serta pada akhirnya yang terjadi yakni saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya panik maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Menyaksikan figurnya, tampak ia ini orang kasar. Badannya kelihatan tabah dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada kira-kira 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang benar-benar terlihat sangatlah seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Terlihat istriku berontak melepas diri dengan percuma. Kadangkala terlihat matanya risau serta ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tujuan melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Bermacam almari serta laci-laci di dalam rumah. Ia tidak bakal peroleh apapun sebab kami tidak punyai apa- apa. Saya renungkan begitu mukanya akan sedih lantaran gigit jari. Kudengar nada gerutu. Keliatannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Karena gak mendapati apa yang dicari Maling mengubah arah frustasi. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak mendapat busana tidur istriku lalu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang lantas terlihat terpajang merupakan bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang selalu memang tiada BH tiap-tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu kagum.


Sekarang saya serius benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat ada peralihan raut wajahnya. Setelah tidak menghasilkan uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa memiliki hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan selalu melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik sebab kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia makin biadab. Tangan-tangannya tanpa sangsi mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Perihal ini serius membikin darahku menggelegak geram. Saya mesti lakukan perbuatan suatu yang bias hentikan semuanya ini apa saja kemungkinannya. Yang setelah itu dapat kulakukan ialah gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tetapi sekalipun tidak berubah.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Gak boleh jenis-jenis. Tak boleh usik istrimu yang lagi nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Dan saya langsung putus harapan. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap peristiwa ini.


Dan yang berlangsung seterusnya merupakan suatu hal Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek semua pakaian tidur istriku. Ia sungguh-sungguh membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sebelahnya. Istriku terlihat bak rusa jatuh dalam tangkapan serigala. Serta saat ini pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin mengetahui begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu sisi-sisi badannya menghadirkan sensualitas yang benar silau tiap-tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking benar-benar menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa mengagumkan syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Dan sekarang maling beringas itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang ditandaskan buang waktu. Dengan lebih brutal hasrat nyolongnya sekarang beralih jadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah mengandaikan bakal mencicip nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta tampak kadang-kadang sedikit mencakar salurkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.


CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA OLEH MALING PERKASA


Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini makin melejit ke pucuk. Terang dapat memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dengan cara cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya terpana. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya tampak dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang bikin saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Tampil dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menyudutkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia dan tampak sangatlah cocok dalam warna hitaman sebelumnya lalu sedikit belang kecoklat-coklatan di leher serta ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak amat jantan ragam jawara.


Dalam ketakutan serta kuatir istriku Fatimah menyaksikan saat maling itu bangun serta dengan cara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya lihat pengubahan di wajah serta mata istriku. Muka dan penglihatannya tampak terkesima. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Kemungkinan sebab ketakutannya yang kian jadi atau sebab tersedianya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Walau saya gak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku paras ragam itu merupakan paras yang di terpa selera birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berambisi pada lelaki maling yang dengan sadis sudah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau mungkin 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, berang serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menempa semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku selanjutnya mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau mengendalikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia mengerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat mulai lumatan serta jialatan sesudah itu ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu benar-benar berencana Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di tempat ini yang terkapar ragam tangkai pisang gak memiliki daya cuma dapat menerawang serta menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, ragam apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu rupanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terbaring sekalian mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Tetapi yang bikin jantungku berdetak cepat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekali-kali tak menyaksikannya menjadi perlawanan seseorang yang tengah disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan kalau Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggelinjang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa dan saat ini nuraninya selalu jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha masih berpikiran positip. Jika begitu berat menampik bujukan syahwat sebagai halnya yang tengah dirasakannya. Secara perlahan serta jelas kont*lku sendiri makin keras serta tegak melihat yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak mau mencapai orgasmenya. Bukan main. Umumnya benar-benar susah buat Fatimah mendapatkan orgasme. Kesempatan ini belumlah juga maling itu melaksanakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya serta terus Diangkatnya sampai sesaat sembari terkejat-kejat. Kelihatan meskipun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Dan kaki-kakinya yang meregang mengungkap begitu nikmat syahwat tengah menimpanya. Tersebut yang dapat ditunjukkan olehnya karena tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling peka. Sebelumnya terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku serta membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukup besar dan panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat momen itu. Terutamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku sangatlah ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup melaksanakan apapun buat Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu bertambah cepat serta kerap. Saya yakinkan jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang makin teguh kaku tampak licin berkilat karena cairan birahi yang membalurinya terlihat seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan keadaannya yang masih tetap terlilit di dipan, bokongnya terlihat turun-naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya akan muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Serta Kedengarannya istrikupun bakal memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu merapatkan parasnya ke muka Fatimah serta tangannya mencapai lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia tidak memberikan peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama-sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku terlihat menangkis lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur yang ada pada dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tanpa bimbang serta kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Saat ini saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis dahsyat, tidak ada pembicaraan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat menumpahkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera serta berdarah.


Masih sekejap mereka pada suatu dekapan sebelumnya selanjutnya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus melihat spermanya yang kental berlimpah tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan loyo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama